Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
HeadlineOpini

Urgensi Etika Pelayanan dan Komitmen Hamba Tuhan di Era Digital Menurut 2 Timotius 4:1-8

1218
×

Urgensi Etika Pelayanan dan Komitmen Hamba Tuhan di Era Digital Menurut 2 Timotius 4:1-8

Sebarkan artikel ini

oleh Adolf Bastian Butarbutar Sekolah Tinggi Teologi Katharos Indonesia [email protected]

Paulus menulis surat ini supaya dia juga dapat bertemu dan meninggalkan pesan-pesanannya terakhir kepada Timotius. Paulus sekaligus ingin memberikan pesan-pesanannya yang terakhir dan sekaligus mengajak Timotius memeliharanya (Baxter 2008). Memberikan instruksi dan penguatan terhadap tugas panggilan pelayanan (2 Tim. 4:5). Tenney mengatakan: Paulus ingin memberi dorongan dan memperteguh supaya jangan pernah malu dalam pelayanan, tapi ikut menderita dan berani melanjutkan perintah pengajaran dengan setia serta bijaksana (Tenney 2000). Memperjelas bahwa panggilan pelayanan Timotius adalah memberitakan Firman (2 Tim. 4:2) menguatkan Timotius untuk menerima segala kesulitan seperti seorang prajurit yang siap berperang.

Analisa Teks 2 Timotius 4:1-8

Rasul Paulus dengan penuh hikmat dan sungguh-sungguh menyampaikan supaya Timotius melakukan pekerjaan dan pemberitaan Injil. Perintah yang diberikan kepada Timotius ini harus dipandang oleh semua pelayan Injil sebagai perintah kepada diri mereka sendiri (ayat 1-5). Alasan kepedulian Paulus dalam hal ini, mengapa Timotius harus selalu siap sedia adalah karena jemaat kemungkinan mereka tidak akan lagi merasakan pelayanan-pelayanan Rasul Paulus, sebab saat kematiannya sudah dekat (ayat 6-8). Paulus menyampaikan kewajiban-kewajiban hamba Tuhan dengan penuh sukacita (2 Tim. 4:1-8).

Example 300x600

Kristus menghakimi semua orang (2 Tim. 4:1)

Pesan dalam nats ini diawali dengan sebuah ungkapan bermakna sumpah. Menyatakan bahwa pesan tersebut sangat serius. Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya (ay. 1). Hatton mengatakan: Gunanya adalah menekankan dan menegaskan bagaimana pentingnya nasihat nasehat yang disebutkan pada ayat-ayat selanjutnya (Howard A. Hatton 2004, 238). Perlu membangkitkan hati semua orang dengan hormat untuk menjalankan kewajiban. Pekerjaan hamba Tuhan bukan hal yang biasa-biasa saja, tetapi mutlak penting. Sebab celakalah orang apabila tidak pergi memberitakan Injil (1Kor. 9:16). Sumpah tersebut memuat tiga hal penting berkaitan dengan Kristus Yesus, antara lain: fungsi-Nya sebagai hakim, kedatangan-Nya yang kedua kali dan kerajaan-Nya.

Baca Juga :  Desa Siboruon Balige Toba Telah di Tetapkan Menjadi Desa Wisata

Frasa menghakimi dalam konteks adalah menentukan seseorang bersalah atau tidak, dan juga menentukan keputusan atau hukuman yang setimpal bagi orang-orang yang hidup dan mati pada waktu Yesus datang kembali (Kis. 10:42). Paulus berkata kepada Timotius: Aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu diterjemahkan dari bentuk ungkapan, yang biasa dipakai untuk menyampaikan nasihat khusus (1 Tim. 5:21 dan 2 Tim. 2:14). Berdasarkan kebiasaan pada waktu mengangkat sumpah, maka isi sumpah itu disebutkan setelah menyebutkan atas nama siapa atau apa sumpah itu dibuat. Ungkapan penyataan-Nya, pada teks ini berkaitan dengan kedatangan Kristus kedua kali, yaitu: pada waktu akan mulai bertindak sebagai hakim (1 Tim. 6:14). Kristus akan menegakkan Kerajaan-Nya pada waktu kedatangan-Nya yang kedua kelak. Kristus tidak hanya akan menghakimi dunia, tetapi juga menegakkan kedaulatan-Nya (atau, kekuasaan-Nya yang tertinggi). Hal ini mengakibatkan semua ciptaan-Nya akan mengenal Kristus sebagai Tuhan dan Raja yang berdaulat.

Memberitakan Injil dalam segala situasi (2 Tim. 4:2)

Paulus kemudian menyebutkan pesan dan semuanya berkaitan dengan tugas Timotius untuk mengajar dan berkhotbah. Mengenai ungkapan: beritakanlah artinya bahwa Timotius adalah pemberita (1 Tim. 2:7). Isi pemberitaannya adalah Firman dan dalam konteks ini berarti Injil atau seluruh pesan atau ajaran untuk para pengikut Kristus. Timotius dinasihati untuk siap sedia baik atau tidak baik waktunya. Frasa siap sedialah dalam nats ini diterjemahkan dari kata yang juga dapat berarti terus giat melakukan kegiatan meskipun ada perlawanan tantangan. Jadi, Timotius dianjurkan untuk tetap gigih memberitakan Injil atau tugas pelayanannya sebagai pemberita.

Baik atau tidak baik waktunya diterjemahkan dari arti harfiah: pada waktu atau kesempatan yang baik (maupun) pada waktu atau kesempatan yang tidak baik, yang berarti setiap kesempatan entah itu menyenangkan ataupun tidak. Hamba Tuhan harus memberitakan firman Allah dan teruslah beritakan dalam setiap kesempatan, entah itu menyenangkan ataupun tidak. Frasa nyatakanlah apa yang salah. Ungkapan ini diterjemahkan dari kata yang berarti memberitahu orang-orang bahwa mereka salah atau menegur (bdk. 1 Tim. 5:20). Kata Yunani yang diterjemahkan tegorlah berarti mengungkapkan rasa sangat tidak setuju terhadap tindakan atau kelakuan seseorang. Jadi, harus memberitahu kepada semua orang yang berbuat salah mengenai kesalahan mereka masing-masing dan menegur mereka atas dosa-dosanya.

Nasihatilah, kata tersebut dalam konteks ini berarti meminta dengan sungguh-sungguh atau menghibur atau memberi semangat dengan perkataan maupun perbuatan. Kesabaran bukan hanya menunjukkan keadaan tidak putus asa meskipun banyak tantangan, tetapi juga menunjukkan sikap yang teguh dan usaha terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. (bdk. 1 Tim. 1:16), di mana subjeknya adalah Kristus. Pengajaran di sini lebih baik diartikan sebagai perbuatan mengajar daripada isi ajarannya. Hubungan kesabaran dan pengajaran dapat diartikan: (1) Dengan segala kesabaran dan pengajaran di sini mungkin bukan merupakan dua hal yang terpisah. Dan dalam bahasa asli dapat menghubungkan suatu perbuatan dan perbuatan itu dilakukan dengan cara yang disebut sebelumnya, yaitu mengajar dengan sabar. Jadi ungkapan ini dapat diterjemahkan mengajar dengan penuh kesabaran. (2) Namun penerjemah juga dapat mengartikannya sebagai dua hal yang terpisah, yang berkaitan dengan perbuatan yang disebutkan sebelumnya. Jadi artinya: Lakukanlah semua itu dengan kesabaran penuh sambil mengajari mereka.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *