Etika dan komitmen hamba Tuhan dalam pelayanan di era digital merupakan prinsip moral pokok dan nilai-nilai yang mengatur perilaku serta tindakannya dalam pelayanan. Tujuannya adalah untuk membangun relasi yang sehat, saling menghormati dan bermanfaat secara positif bagi individu atau masyarakat. Sehingga hamba Tuhan tidak menjadi batu sandungan, tetapi mampu menjadi garam dan terang di era disrubsi seperti sekarang. Etika dan komitmen dalam pelayanan pada praktiknya melibatkan aspek-aspek fundamental, seperti keteladanan, moralitas, keadilan dan keseimbangan, keterbukaan dan kejujuran, pertimbangan dan empati, kehormatan dan penghargaan, profesionalisme dan kualitas pelayanan, serta tanggung jawab dan akuntabilitas. Selain itu, etika hamba Tuhan dan komitmen dalam pelayanan merupakan bagian integral yang memberi perhatian terhadap pencegahan dan penanganan persoalan etis. Hamba Tuhan harus memiliki etika dan komitmen pelayanan serta menjaga integritas pada era mondial.
Etika hamba Tuhan dan komitmen pelayanan di era digital pada dasarnya berbicara mengenai kesetiaan serta dedikasi terhadap panggilan rohani serta tugas pelayanan. Secara utuh harus berani mendedikasikan seluruh hidupnya dalam pengabdian pelayanan dan memegang teguh etika sesuai dengan firman Tuhan. Era digital sebagai bagian dari kemajuan zaman menuntut hamba Tuhan menjaga etika dan komitmen dalam menjalankan pelayanan yang dipercayakan Tuhan. Hamba Tuhan mampu menjadi teladan yang baik dan bijak dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Etika pelayanan dan komitmen hamba Tuhan di era digital juga mencakup dimensi intelektual, berkomitmen untuk terus belajar, mengembangkan pemahaman ajaran kekristenan universal dan ilmu pengetahuan serta tanggap terhadap isu-isu yang berkembang. Komitmen ini mencakup kesetiaan pada panggilan rohani, ketaatan pada nilai-nilai moral, etika, dan pengembangan intelektual yang berkelanjutan. Hal ini memungkinkan hamba Tuhan dapat bertahan dan menjadi lebih mantap melakukan pelayanan serta mampu menghadapai berbagai tantangan etika, spiritual dan komitmen pelayanan di era digital seperti sekarang ini.
Kemajuan teknologi di era digital menimbulkan tantangan moral dan etis baru dalam kehidupan. Hamba Tuhan diperhadapkan pada dilema etis dan sangat mempengaruhi komitmen, spiritual dan iman sebagai hamba Tuhan. Media sosial dan konten memiliki dampak besar dalam membentuk opini, nilai dan perilaku. Hamba Tuhan dituntut menjaga etika supaya menggunakan media sosial secara bijaksana. Mampu memilih konten sesuai dengan nilai-nilai iman kristiani dan mampu adaptif dengan perkembangan dunia digital. Hal utama mengenai urgensi etika pelayanan dan komitmen hamba Tuhan di era digital mencakup pemahaman mendalam tentang nilai-nilai moral dan etika penggunaannya. Tidak terjadi penyalahgunaan sehingga melanggar kode etik dan undang-undang IT sehingga berurusan dengan aparat penegak hukum. Memikirkan upaya-upaya yang dapat secara tepat digunakan untuk menghadapi dinamika pelayanan.
Etika dan komitmen hamba Tuhan dalam pelayanan pada era digital sifatnya dinamis, melibatkan pemahaman tentang firman Tuhan dan prinsip-prinsip moral yang relevan dengan zaman. Hamba Tuhan harus mampu mengambil keputusan yang bijaksana dan bertanggung jawab dalam kehidupan digitalnya. Hal ini merupakan langkah tepat dalam menghadapi tantangan dan dampak etis yang rumit. Perlu kesadaran terhadap dampak dari setiap tindakan digital dan komitmen untuk bertindak konsisten berdasarkan nilai-nilai kekristenan yang universal. Oleh karena itu, hamba Tuhan penting memahami urgensi etika dan komitmen pelayanan sehingga mampu menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam semua aspek di era digital.
Memang pada masa hidup rasul Paulus dan Timotius perkembangan teknologi belum seperti sekarang. Stuasinya tentu berbeda tetapi kondisinya sama-sama diperhadapkan dengan kondisi moral, etika, keyakinan dan nilai kerohanian diambang kehancuran oleh ancaman ajaran-ajaran menyimpang. Itu sebabnya Timotius diperintahkan untuk memberi pengajaran yang benar dan mengatur gereja. Supaya orang-orang pada zaman itu terjauhkan dari kondisi moral zaman yang buruk dan Timotius tetap memiliki komitmen melayani serta menjaga etika sebagai hamba Tuhan. Perubahan zaman saat ini merupakan kelanjutan dari masa hidup rasul Paulus dan Timotius. Moralitas manusia tidak berbeda jauh dan sudah ada sebelumnya (Pgk. 3:15). Adakah sesuatu yang dapat dikatakan: “Lihatlah, ini baru!”? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada (Pgk. 1:10). Mnghadapi kondisi dan perubahan saat itu, Timotius diperintahkan rasul Paulus supaya handal dan memiliki kecakapan, baik kecakapan teknis maupun kemampuan rasa yang baik seperti dituliskan dalam 2 Timotius 4:1-8.
Etika hamba Tuhan dan komitmen pelayanan di era digital adalah kecakapan dalam pengelolaan diri dan keterampilan serta kemampuan dalam berperilaku sesuai dengan etika dan moral (Wahyuni et al. 2022). Hiruk pikuk perubahan zaman menjadi sinyal bagi hamba Tuhan supaya segera membenahi diri sehingga mampu adaptif dan bertahan. Dalam era digital dibutuhkan hamba Tuhan yang komptensi dan kualifikasi yang mampu berkompetsi dalam gejolak disrupsi (Salsabila, Putri, and Handican 2023). Tetap produktif dan Injil Kerajaan tetap tersampaikan di tengah derasnya arus perubahan dunia global. Kondisi yang berdampak nilai-nilai iman, kapasitas, produktivitas, mutu pelayanan dan kesejahteraan hamba Tuhan. Masyarakat pun sedang terlena dan terpenjara oleh jebakan dampak buruk kemajuan teknologi. Menggiring banyak orang hingga tiba pada area tingkat degradasi moral akut. Keterampilan interpersonal setiap orang semakin tergerus habis dan manusia semakin individualistis, kasih kebanyakan orang pun semakin dingin, manusia menjadi egois serta tidak berperikemanusiaan, moralitas semakin buram dan berada pada level kritis.