JAKARTA, LIPUTANBERITA7.COM. Meski Rusia unggul dari segi jumlah personel dan persenjataan, mereka belum juga berhasil menembus pertahanan Ukraina. Pokrovsk menjadi incaran utama karena terletak di jalur logistik penting yang menghubungkan berbagai pusat militer Ukraina melalui jalan darat dan rel kereta api. Kota ini juga menjadi bagian dari benteng pertahanan Ukraina bersama Kostiantynivka, Kramatorsk, dan Sloviansk.
“Presiden Vladimir Putin diketahui menargetkan wilayah Donetsk dan Luhansk sebagai prioritas utama dalam invasinya. Sejumlah besar pasukan Rusia sudah menguasai sebagian dari dua provinsi itu, dan kini mereka mencoba mengunci kendali penuh dengan merebut Pokrovsk,” tulis CNN, Sabtu (28/6/2025).
Rusia mengerahkan sekitar 110.000 tentaranya untuk mengepung kota strategis Pokrovsk di Ukraina timur. Operasi besar-besaran ini disebut sebagai salah satu manuver terbesar Rusia dalam beberapa bulan terakhir, dalam upaya mereka merebut wilayah Donetsk secara penuh.
Rusia pun menghadapi dilema. Serangan balasan Ukraina ke wilayah Kursk, Rusia selatan, memaksa mereka mengalihkan perhatian dan menarik sekitar 63.000 tentaranya, termasuk 7.000 tentara Korea Utara, untuk mempertahankan wilayahnya sendiri. Hal ini memberi ruang bagi Ukraina untuk mengurangi tekanan di garis depan Pokrovsk dan menyusun ulang kekuatan.
Di tengah tekanan besar itu, Ukraina tetap memberikan perlawanan sengit. Menurut laporan lembaga riset konflik berbasis di AS, Institute for the Study of War (ISW), militer Ukraina berhasil menggagalkan serangan langsung Rusia ke Pokrovsk dengan mengintegrasikan teknologi drone secara efektif dalam strategi pertahanannya.
Sebelum perang, Pokrovsk dihuni sekitar 60.000 warga. Namun sejak invasi besar-besaran Rusia pada Februari 2022, sebagian besar penduduk telah meninggalkan kota. Tambang batu bara kokas terakhir milik Ukraina pun berada di Pokrovsk. Ketika tambang itu ditutup pada awal tahun ini, para pekerja ikut mengungsi, meninggalkan kota dalam keadaan nyaris kosong.
Meski Rusia terus mengerahkan kekuatan, perlawanan dari pasukan Ukraina belum menunjukkan tanda-tanda menyerah. Hingga kini, Pokrovsk tetap bertahan, menjadi simbol ketahanan Ukraina di tengah gempuran militer Rusia yang tak henti.
Dengan 110.000 tentara dikerahkan dan pengepungan yang terus meluas, Rusia tampaknya bertekad menjadikan Pokrovsk sebagai kunci dominasi mereka di wilayah timur. Namun, seperti yang terlihat hingga kini, tekad dan pertahanan Ukraina masih menjadi tembok kokoh yang belum mampu mereka runtuhkan.
Panglima Syrskyi menyebut bahwa Rusia berusaha menembus batas administratif wilayah Donetsk bukan semata demi kepentingan taktis, tapi juga untuk simbol kemenangan. “Mereka ingin menancapkan bendera di sana, lalu menyebutnya sebagai keberhasilan besar,” tegasnya.
Kini, strategi Rusia berubah. Alih-alih menyerang langsung, mereka mulai melakukan pengepungan dari arah selatan dan timur laut. Serangan dilakukan oleh unit-unit kecil, bahkan hanya terdiri dari satu atau dua orang, menggunakan kendaraan ringan seperti sepeda motor, buggy, hingga kendaraan segala medan.