Jakarta, Liputan Berita7, Mereka datang sejak pagi hari, memenuhi area tawaf di sekitar Ka’bah, menjalankan ibadah dengan penuh kekhusyukan. Setiap tanggal 9 Zulhijjah atau hari arafah, Masjidilharam di Makkah menyaksikan fenomena luar biasa. Saat jutaan jemaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk wukuf kaum wanita Makkah berbondong-bondong menuju Masjidilharam.
Dilansir dari Saudigazette, fenomena ini bukan sekadar kebetulan, melainkan bagian dari tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad, dikenal dengan sebutan hari Khullaif.
Saat para pria Makkah sibuk melayani jemaah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, kaum wanita justru mengambil peran menjaga kehadiran di Masjidilharam. Mereka percaya bahwa masjid suci ini tidak boleh sepi dari jemaah.
Pakaian abaya hitam menjadi pemandangan dominan di mataf, menggantikan warna putih ihram para pria yang sedang berhaji. Wanita-wanita ini melakukan tawaf, berdoa di dekat Ka’bah, mencium Hajar Aswad, hingga menunaikan salat di berbagai sudut Masjidilharam.
Bahkan, tak sedikit di antara mereka yang membawa serta anak-anak dan orang tua untuk ikut merasakan atmosfer spiritual yang khas pada hari arafah.
Mayoritas jemaah dan pria dewasa berada di Arafah, suasana Masjidilharam menjadi lebih lengang. Ini menjadi momen langka bagi wanita lokal Makkah dan sekitarnya untuk beribadah dengan lebih leluasa. Mereka memanfaatkan hari ini untuk memperdalam spiritualitas, melaksanakan umrah, dan melakukan amalan-amalan sunnah lainnya.
Tak hanya beribadah, para wanita ini juga mengambil peran aktif dalam merawat Masjidilharam. Mereka membersihkan area masjid, menyediakan makanan bagi peziarah yang berpuasa, serta membantu mereka yang lanjut usia.
Tradisi ini bukan hanya bentuk ibadah, melainkan juga ekspresi tanggung jawab sosial dan kecintaan terhadap tempat suci.