Menanggapi itu, Dr. Adolf menyampaikan bahwa STT Katharos Indonesia sudah menyiapkan langkah konkret untuk menjaga kualitas dosen dan proses akreditasi yang berkelanjutan.
Digitalisasi, Kurikulum Responsif, dan Roadmap Kerja Sama
Candra menekankan pentingnya pengembangan program studi berbasis digital dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran.
Martinus Laia merespons dengan menyatakan bahwa STT Katharos Indonesia siap menyusun kurikulum responsif terhadap dinamika pelayanan jemaat, termasuk konteks digital dan sosial yang terus berubah.
Sementara itu, Artha menyampaikan peluang bagi STT Katharos Indonesia untuk mendapatkan pendampingan langsung dalam pelatihan dosen dari Ditjen Bimas Kristen.
STT Katharos Indonesia Siap Jadi Model STT Progresif
Menutup pertemuan, Dr. Suwarsono memberikan arahan agar STT Katharos Indonesia menyusun roadmap kerja sama yang terstruktur dan berdampak, mulai dari pemetaan kebutuhan hingga pengajuan resmi.
“Harapan kami, STT Katharos Indonesia bisa menjadi model pengembangan STT yang progresif di Indonesia,” ungkap Dr. Suwarsono.
Dr. Adolf pun menegaskan bahwa STT Katharos Indonesia siap membangun kemitraan jangka panjang dengan pemerintah demi pengembangan pendidikan teologi yang unggul dan berdaya saing. (Red/Tim)