Menko Airlangga juga mengatakan bahwa Pemerintah akan terus memitigasi berbagai dampak tantangan global yang masih terus bergulir. Dalam jangka pendek, Pemerintah akan terus menjaga daya beli masyarakat, investasi, dan stabilitas makro ekonomi.
“Neraca perdagangan Indonesia tahun 2023 mencapai USD36,93 miliar, tadi saya sampaikan bahwa dengan Tiongkok pun kita mengalami surplus USD2,06 miliar, dengan India surplus USD14,5 miliar, dengan Uni Eropa juga surplus USD0,89 miliar. Cadangan Devisa 2023 meningkat pesat menjadi USD146,4 miliar, ini salah satu didukung oleh pencapaian regulasi Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam sebagaimana amanat PP Nomor 36 Tahun 2023,” jelas Menko Airlangga.
Pertumbuhan ekonomi juga akan terus dijaga untuk tetap berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan dalam rangka memastikan ketahanan ekonomi jangka menengah-panjang melalui beberapa kebijakan prioritas yang telah dan akan terus didorong. Pertama, peningkatan ekonomi berkelanjutan melalui transisi energi dan perbaikan carbon storage dengan didukung strategi pembiayaan berkelanjutan ramah lingkungan. Kedua, peningkatan nilai tambah ekonomi melalui hilirisasi. Ketiga, peningkatan produktivitas melalui inovasi digital dan penyiapan sumber daya manusia. Keempat, melanjutkan reformasi struktural dan transformasi ekonomi melalui penguatan infrastruktur, kelembagaan, dan kemudahan perizinan berusaha, serta hilirisasi industri, untuk produk strategis seperti semikonduktor. Kelima, peningkatan peran intermediasi sektor keuangan terutama untuk mendorong UMKM.