JAKARTA, LIPUTANBERITA7.COM. Kedekatan Iran dan China semakin terlihat ketika Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengunjungi Beijing bulan lalu untuk menghadiri KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai. Pada periode yang sama, laporan dari Middle East Eye dan Israel Hayom mengindikasikan bahwa Iran menerima rudal darat-ke-udara buatan Tiongkok dengan pembayaran melalui minyak.
Meski demikian, China membantah menjual senjata ke negara-negara yang terlibat konflik bersenjata.
Sebuah laporan terbaru dari media Israel memperingatkan meningkatnya kerja sama militer antara Iran dan China, khususnya dalam produksi rudal.
Harian Yedioth Ahronoth mengutip temuan intelijen yang menyebutkan bahwa Beijing diduga membantu Teheran membangun kembali kemampuan rudal yang rusak akibat perang pada Juni 2025 lalu.
Kekhawatiran ini muncul setelah Kepala Staf Militer Israel, Letnan Jenderal Eyal Zamir menegaskan bahwa tentaranya siap melancarkan serangan lanjutan terhadap Iran jika diperlukan, menyusul apa yang ia klaim sebagai kampanye pencegahan yang berhasil.
Sementara itu, Newsweek pada Jumat (15/8/2025) waktu AS, melaporkan telah menghubungi kementerian luar negeri Israel, China, dan Iran untuk memberikan tanggapan terkait laporan ini.
Kerja sama militer antara Beijing dan Teheran dipandang Israel sebagai ancaman serius bagi keamanan nasional. Israel, yang berperang melawan Iran selama 12 hari pada Juni lalu dengan dukungan Amerika Serikat, kini terus memantau setiap langkah yang dapat memulihkan kapasitas rudal Iran. Menurut otoritas Israel, keterlibatan China dalam pengembangan atau pasokan rudal berpotensi melemahkan pertahanan mereka.
Pejabat Israel menyatakan bahwa Tiongkok belum secara resmi mengonfirmasi rencana memasok senjata ke Iran. Namun, indikasi yang ada menunjukkan Beijing sedang membantu memulihkan kemampuan Iran. Intelijen Eropa juga disebut melacak tanda-tanda kerja sama yang semakin erat antara kedua negara.
Duta Besar Israel untuk AS, Yechiel Leiter, pada akhir Juli menyampaikan kekhawatirannya. Kepada Voice of America, ia menyebut adanya indikasi mengganggu bahwa China membantu Iran membangun kembali persenjataan rudalnya, termasuk potensi transfer material yang dapat memperkuat program rudal balistik Teheran.