Jakarta, Liputan Berita7. Menurut data Unicef, sejak 7 Oktober 2023, rata-rata 27 anak terbunuh setiap harinya. Jumlah korban harian pun tercatat berada di angka 83 anak dalam kurun waktu 20 bulan terakhir.
Juru bicara Unicef di Palestina, Kazim Abu Khalaf, menyebut sistem kesehatan di Gaza kewalahan karena semakin banyaknya korban yang berjatuhan. Pengeboman yang hebat, pengungsian massal, dan blokade terhadap bantuan kemanusiaan telah memaksa UNICEF untuk mengurangi dukungan kesehatan mental dan psikososial, pendidikan tentang ranjau dan bahan peledak lainnya.
“Pengelolaan kasus perlindungan anak secara lebih luas juga harus berkurang, yang membuat anak-anak semakin rentan, saat mereka harus berhadapatan dengan kerusakan dan kehilangan di sekitar mereka,” ungkap keterangan Unicef seperti dilansir dari situs resminya, Kamis (5/6/2025).
Dia menambahkan, dari data statistik menunjukkan lebih dari 40.000 anak telah menjadi yatim piatu, jumlah itu pun diperkirakan akan terus bertambah. Anak-anak di Gaza pun membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk pulih dari trauma, tidak hanya fisik namun juga psikologis dan emosional.
Memang, sejak dimulainya perang di Gaza, ribuan anak telah terbunuh dan ribuan lainnya terluka. Namun, bahkan bagi mereka yang selamat dari luka-luka tersebut, hidup mereka tidak akan pernah sama lagi.
Unicef pun meminta aturan yang melarang bantuan ke jalur Gaza harus dicabut, dan barang-barang komersial diizinkan masuk ke Gaza. “Gencatan senjata harus diperbarui. Dan resolusi politik harus dibuat yang memprioritaskan hak dan kesejahteraan anak-anak generasi ini dan generasi mendatang,” tulis keterangan tersebut.