Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
AcehadvertorialHeadline

Kemenag Kunjungi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 47 Pasi Janeng

478
×

Kemenag Kunjungi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 47 Pasi Janeng

Sebarkan artikel ini

Pulo Aceh | Liputan Berita 7 – Rombongan Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Aceh Besar berada di pelabuhan Ulee Lheu, Banda Aceh, pada Jumat (29/12/2023) pagi.

“Kami pagi ini akan menyebrang ke Pulo Aceh. Kita akan tengok madrasah yang ada di sana,” tutur Kepala Kankemenag Aceh Besar Saifuddin yang memimpin rombongan tersebut.

Example 300x600

Saifuddin menjelaskan, kunjungan kali ini merupakan bagian dari program Sawue Sikula (Kunjung Sekolah). “Program ini bertujuan untuk memantau kondisi madrasah di Aceh Besar. Terutama, madrasah-madrasah yang ada di pulau terpencil salah satunya yang akan kita tengok, Madrasah Ibtidaiyah Negeri 47 (MIN 47) Pasi Janeng,” ungkapnya.

Untuk menuju ke lokasi tersebut, Saifuddin dan rombongan harus naik perahu kayu milik nelayan Pulo Aceh. “Transportasi ke lokasi terbatas dan ternyata tidak ada jadwal pelayaran di hari Jumat ini. Jadi kita harus ikut perahu nelayan Pulo Aceh yang sedang berada di dermaga Ulee Lheu,” terang Saifuddin.

Baca Juga :  Team Pesta Paduan Suara Gereja ( Pesparani ) Mako Kopasgat Raih Juara Harapan Satu

Pulo Aceh sendiri merupakan sebuah kecamatan kepulauan paling barat Indonesia. Kecamatan kepulauan tersebut terdiri dari dua pulau yakni Pulau Nasi dan Pulau Breuh dan terdiri dari 17 desa. Kecamatan ini letaknya terpisah dengan kecamatan lain yang masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Aceh Besar.

Saifuddin mengisahkan, MIN 47 Pasi Janeng berada di Pulau Nasi, salah satu pulau yang berada di Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar. Madrasah ini, merupakan satu-satunya madrasah di kecamatan paling barat Indonesia tersebut.

“Saya sengaja membawa rekan-rekan ASN ke MIN 47 Pasi Janeng ini. Saya ingin jelang Hari Amal Bhakti (HAB) ke-78 Kemenag, rekan-rekan ASN juga merenungi, bakti apa lagi yang harus kita upayakan untuk masyarakat di daerah terpencil seperti Pulo Aceh,” papar Saifuddin.

Setelah 1,5 jam berlayar di tengah kondisi laut yang kurang bersahabat, Saifuddin dan rombongan pun tiba di dermaga Pulo Aceh. Lelah perjalanan terbayar dengan pemandangan indah di sana. Di pulau itu, juga terdapat mercusuar tua peninggalan kolonial yang dikenal dengan Willem’S Toren atau lebih dikenal dengan Mercusuar Pulo Breuh.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *