JAKARTA, LIPUTANBERITA7.COM. Di sela-sela KTT NATO, Erdogan menyampaikan bahwa ia telah melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Donald Trump, Kanselir Jerman Friedrich Merz, PM Inggris Keir Stammer, PM Belanda Dick Schoof, Presiden Rumania Nicusor Don, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Pertemuan tersebut membahas hubungan bilateral serta agenda geopolitik kawasan, termasuk rencana Turki menjadi tuan rumah KTT NATO tahun depan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan dukungannya terhadap gencatan senjata antara Iran dan Israel, yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, dan mendesak kedua pihak untuk mematuhi seruan tersebut demi menghindari eskalasi konflik nuklir yang bisa membawa bencana regional.
Pernyataan itu disampaikan Erdogan dalam konferensi pers seusai menghadiri KTT NATO di Den Haag, Rabu (25/6/2025), di mana ia menegaskan komitmen Turki untuk terus mendorong diplomasi dan dialog sebagai satu-satunya jalan keluar dari konflik berkepanjangan di Timur Tengah.
“Kawasan kami penuh dengan bukti bahwa perang hanya membawa kehancuran. Solusi abadi hanya bisa dicapai melalui diplomasi,” ujar Erdogan.
Erdogan mengungkapkan, sejak Jumat (13/6/2025), ketika serangan antara Israel dan Iran dimulai, Turki telah melakukan berbagai kontak diplomatik intensif dengan para pemimpin regional untuk meredam ketegangan.
Ia menyebut konflik ini sebagai “risiko serius” bagi stabilitas kawasan di Timur Tengah.
“Kami berharap gencatan senjata ini berubah menjadi ketenangan abadi. Setiap negara harus ikut memikul tanggung jawab menciptakan perdamaian di Timur Tengah,” katanya, dikutip dari Anadolu Agency pada Kamis (26/6/2025).
Kecaman Erdogan terhadap Israel
Tak hanya menyoroti konflik Iran-Israel, Erdogan juga kembali mengecam serangan Israel ke Gaza, yang menurutnya telah menyebabkan bencana kemanusiaan berskala besar.
Ia menyebut lebih dari 56.000 warga Gaza tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta 129.000 lainnya terluka.
Menurut Erdogan, sekitar 80% wilayah Gaza hancur, dan 95% infrastruktur kesehatan lumpuh total.
“Lebih dari 2 juta warga Gaza kini hidup dalam reruntuhan tanpa pasokan makanan dan air bersih. Siapa pun yang punya hati nurani tidak boleh tinggal diam,” tegasnya.
Erdogan mengingatkan, keamanan Israel tidak mungkin tercapai tanpa stabilitas negara-negara tetangganya, dan memperingatkan bahwa kebijakan represif Tel Aviv justru memperburuk ketegangan.