Scroll untuk baca artikel
HeadlineOpini

Urgensi Etika Pelayanan dan Komitmen Hamba Tuhan di Era Digital Menurut 2 Timotius 4:1-8

2341
×

Urgensi Etika Pelayanan dan Komitmen Hamba Tuhan di Era Digital Menurut 2 Timotius 4:1-8

Sebarkan artikel ini

oleh Adolf Bastian Butarbutar Sekolah Tinggi Teologi Katharos Indonesia adolfbastianbb@gmail.com

Orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat (2 Tim. 2:3-4) 

Ayat ini menyatakan peristiwa yang sedang terjadi untuk menggambarkan masa mendatang. Umumnya orang-orang meyakini bahwa ketika Akhir Zaman makin mendekat, kejahatan akan terus meningkat. Ayat-ayat yang menyebut tentang keadaan yang sedang terjadi tetapi juga merupakan gambaran tentang masa depan (1 Tim. 4:1-2 dan 2 Tim. 3:1-5). Karena akan datang waktunya orang tidak dapat lagi menyatakan bahwa pada suatu hari orang tidak lagi mampu menerima ajaran yang sehat. Frasa menerima ajaran sehat berarti menerima atau mendengarkan sesuatu sebagai hal yang benar. Ungkapan tidak dapat lagi menerima, dapat berarti tidak mau mendengarkan atau tidak puas terhadap atau tidak peduli terhadapm (1Tim. 1:10).

Orang-orang tersebut akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendak mereka sendiri. Mengumpulkan diterjemahkan dari kata yang berarti menambah sesuatu hingga jumlahnya banyak, tetapi bukan berarti menempatkan semua guru-guru itu di suatu tempat. Oleh karena itu kata ini dapat juga diterjemahkan menjadi memanggil guru-guru yang mereka sukai, yaitu guru-guru yang hanya mengatakan hal-hal yang menyenangkan pendengaran mereka. Mengenai guru-guru atau pengajar (1 Tim. 2:7). Menurut kehendaknya diterjemahkan dari arti harfiah menurut keinginan mereka sendiri. Memuaskan keinginan telinga diterjemahkan dari kiasan yang secara harfiah berarti pendengaran yang gatal, yang dipakai untuk menggam- barkan keingintahuan. Apa yang menyenangkan dalam pendengaran mereka atau mengatakan hal-hal yang menyenangkan mereka.

Example 300x600

Kemudian: Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng (2 Tim. 4:4)Ayat ini menjelaskan sifat-sifat orang pada akhir zaman. Mereka akan memalingkan telinganya. Ungkapan ini merupakan kiasan yang artinya dengan segaja tidak mau mendengarkan. Orang-orang itu sengaja tidak mau mendengar kebenaran, yaitu berita Injil (1Tim. 6:5). Tetapi mereka membukanya bagi, yaitu membuka telinga mereka dan ungkapan tersebut juga berupa kiasan dan dapat diterjemahkan menjadi sungguh-sungguh mendengarkan atau menjadi terpesona kepada. Mereka terpesona kepada dongong. Frasa dongeng diterjemahkan dari kata … Artinya dalam konteks ini adalah ajaran yang tidak benar dan hanya berupa khayalan atau cerita-cerita karangan.

Baca Juga :  Bupati Batang Hari Mhd Fadhil Arief,SE Secara Simbolis Penanaman Bibit Sawit Replanting Tahab II

Nasihat Paulus kepada Timotius (2 Tim. 4:5)

Setelah membicarakan keburukan tingkah laku di ayat 3-4. Paulus kemudian melanjutkan perkataannya dengan nasihat-nasihat kepada Timotius. Ayat ini mencatat empat perintah dan diawali dengan kata tetapi tanpa menyebutkan kata kamu lagi, karena telah dianggap sudah jelas. Paulus berkata: Kuasailah dirimu diterjemahkan dari kata yang terutama menunjukan keadaan pikiran yang sadar dan tidak mabuk. Ungkapan itu juga berarti: hidup dengan cara memisahkan diri dari hal-hal duniawi. Namun di sini, kata ini dipakai oleh Paulus sebagai perintah untuk mengendalikan diri, baik dalam berkata-kata, maupun dalam bertindak atau berbuat. Kata ini juga dapat berarti: kendalikanlah dirimu atau jagalah agar pikiranmu tetap sadar dan terkendali atau tetaplah tenang dan sadar. Timotius harus menguasai diri dalam segala hal: Kuasailah dirimu dalam segala hal dapat diterjemahkan menjadi: Akan tetapi, kamu harus tetap tenang dalam keadaan apa pun juga atau kendalikanlah dirimu walau apa pun yang terjadi padamu.

Sabarlah menderita diterjemahkan dari kata yang merupakan pokok pembicaraan dalam surat ini (2 Tim. 1:8; 2:3; 2:9). Kata ini berarti tetap sabar dan tidak takut ketika mengalami kesulitan. Pemberita Injil diterjemahkan dari kata, juga dipakai dalam Kisah Para Rasul 21:8 dan Efesus 4:11. Istilah ini merupakan ungkapan untuk orang yang memberitakan Injil dan dipakai juga sebagai ungkapan untuk menyebut salah satu jabatan gerejawi. Tugas utama pemberita Injil adalah memberitakan Injil kepada semua orang yang belum percaya, supaya mereka menjadi percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Timotius dinasehati supaya menunaikan tugasnya dengan baik. Frasa tunaikanlah diterjemahkan dari kata kerja, yang berarti mengerjakan sesuatu sampai tuntas. Pelayanan diterjemahkan dari kata Yunani diakonia, yang menjadi asal kata diaken. Secara umum berarti segala macam pelayanan Kristen dan bukan khusus pelayanan oleh diaken (1 Tim. 2:8-13). Jadi, Timotius harus berbuat semua hal yang perlu dalam menjalankan tugasnya sebagai orang yang mengabdi kepada Allah.

Pesan terakhir dari Paulus (2 Tim. 4:6-8)

Sesudah rasul Paulus memberikan nasihat kepada Timotius pada ayat-ayat sebelumnya. Kemudian Paulus menyampaikan keinginan dan pesan terakhir bahwa pelayanannya hampir selesai dan ajalnya sudah hampir tiba. Dia telah bekerja sangat keras untuk Injil dan sudah hampir sampai pada akhir perjalanannya di dunia serta hadiah kemenangan pun telah menantinya. Pernyataan-pernyataan seperti ini memperlihatkan perasaan mendalam, demikian juga pada ayat 4-6. Paulus mengatakan bahwa Timotius perlu melakukan tugas pelayanan dengan sebaik-baiknya. Paulus ingin menegaskan bahwa dirinya tidak bisa lagi menolongnya serta tidak memiliki waktu lagi untuk mendampinginya. Hatton mengatakan: Ayat ini memperlihatkan bahwa Paulus merasa tidak akan dapat selamat dari penjara. Kemudian, sebagai orang yang lebih tua, Paulus merasa sudah mendapat panggilan dari Tuhan untuk pulang dan orang yang lebih muda harus mengambil alih serta memikul tugas yang ditinggalkannya (Howard A. Hatton 2004, 246).

banner 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Liputan Berita 7

Costumer Service

Selamat datang di Website Kami