Akar rumput akar wangi diketahui mampu menembus lapisan setebal 15 cm yang sangat keras dan di daerah lereng-lereng yang keras dan berbatu. Ujung-ujung akar rumput mampu masuk dan menembus serta menjadi semacam jangkar yang kuat sehingga mempunyai kemampuan mencegah erosi lereng.
Selain penanaman pohon dan rumput akar wangi, KAI bersama pemerintah daerah juga melaksanakan upaya penanganan musim hujan lainnya dengan pembersihan sampah, normalisasi sungai, dan saluran air dari endapan lumpur maupun gulma eceng gondok di sepanjang jalur kereta api.
Di samping itu, upaya antisipasi yang KAI lakukan untuk keselamatan perjalanan KA di antaranya dengan menyiagakan petugas khusus di titik-titik rawan. Petugas tersebut secara bergantian bersiaga selama 24 jam untuk terus memantau daerah rawan bencana. Para petugas juga dapat langsung melakukan tindakan jika terjadi masalah pada jalur rawan tersebut.
Selain menyiagakan petugas khusus, KAI juga telah menempatkan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) di berbagai stasiun yang berdekatan dengan daerah rawan. AMUS yang disiapkan tersebut berupa pasir dalam kantong karung, bantalan rel, perancah dari besi untuk penahan pondasi jalur, dan lainnya. Sejumlah peralatan ringan hingga alat berat seperti Multi Tie Tamper (MTT) juga disiagakan untuk merawat kondisi jalur rel agar tetap laik dilintasi kereta api.
Pengecekan jalur secara langsung juga rutin kami lakukan baik dengan jalan kaki maupun menggunakan lori dressin, bahkan para kepala daerah operasi terjun ke lapangan untuk dapat melakukan perbaikan dengan segera jika menemukan masalah.
“KAI terus proaktif berupaya dalam menyiapkan segala aspek khususnya dalam menghadapi musim hujan serta mengantisipasi longsor dan gangguan lainnya untuk terwujudnya kelancaran dan keselamatan perjalanan kereta api,” kata Joni.