Organisasi yang terkena serangan Brain Chiper Ransomware juga sering mengalami kesulitan dalam pemulihan, bahkan jika mereka memiliki backup data. Hal ini disebabkan oleh kemampuan ransomware ini untuk menargetkan dan mengenkripsi atau menghapus backup data, membuat proses pemulihan menjadi lebih rumit dan mahal.
Dirjen Aptika Kominfo atau Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan menambahkan, kementerian melakukan investigasi digital forensik terkait penyebab gangguan Pusat Data Nasional Sementara.
“Kami masih berproses. Ini varian baru, jadi kami berkoordinasi dengan berbagai organisasi baik dalam maupun luar negeri utk serangan ransomware ini. Jadi saat ini belum bisa dijabarkan lebih detail,” kata Semuel.
Kominfo akan menyampaikan hasil temuan tersebut kepada kementerian dan lembaga alias K/L maupun perusahaan yang menggunakan Pusat Data Nasional Sementaa.
BSSN, Kominfo, Kepolisian, dan KSO Telkom Sigma Lintasarta masih berupaya melakukan investigasi atas bukti secara menyeluruh terkait penyebab Pusat Data Nasional Sementara mengalami gangguan. (RED).