JAKARTA, LIPUTANBERITA7.COM. Komite gereja Palestina menyerukan dukungan moral dari para pemimpin gereja dan tokoh agama Kristen dunia untuk secara terbuka mengecam tindakan Israel, menyusul rentetan serangan sebelumnya terhadap situs keagamaan di Gaza.
Serangan pada Kamis (17/7/2025) itu dinilai melanggar prinsip-prinsip Hukum Humaniter Internasional, terutama karena menargetkan tempat ibadah yang juga menjadi tempat berlindung warga sipil dari konflik berkepanjangan di wilayah tersebut.
Selama konflik di wilayah tersebut, sejumlah tempat ibadah termasuk Gereja Baptis Gaza, Gereja Ortodoks Yunani Santo Porphyrius—gereja tertua di Gaza dan ketiga tertua di dunia—telah menjadi target serangan militer, menambah panjang daftar pelanggaran yang dinilai tak berperikemanusiaan.
Dalam serangan tersebut, dilaporkan dua warga sipil tewas dan 13 orang terluka, termasuk di antaranya seorang balita, penyandang disabilitas, dan Pastor Gabriel Romanelli, pemimpin paroki gereja tersebut.
Bangunan gereja dan fasilitas di sekitarnya mengalami kerusakan parah, padahal selama berbulan-bulan tempat tersebut telah menjadi shelter bagi warga Kristen dan Muslim Palestina yang mengungsi akibat agresi militer Israel sejak Oktober 2023.