Di tempat yang sama, personil Bhabinkamtibmas Polsek Kragilan Bripka Hana Heriyana menceritakan munculnya ide membuat pupuk kompos, sejak melihat limbah atau kotoran kerbau yang berceceran dianggap mengganggu.
Sejak saat itulah pandangan, dirinya bersama Kades dan Babinsa berinovasi mengolah limbah kerbau tersebut menjadi pupuk kompos.
“Awalnya setiap kami mengadakan kunjungan ke kampung-kampung melihat kotoran kerbau berceceran tanpa manfaat. Dari situlah, kami berinovasi membuat pupuk dan berkonsultasi dengan Dinas Pertanian,” jelasnya.
Dikatakan Hana, selain kotoran kerbau, bahan lain yang digunakan yaitu jerami, sekam, air tebu atau air gula merah serta cairan EM4 yang berguna untuk menghilangkan bau.
Peralatan lain yang digunakan untuk proses mengolah limbah ternak menjadi pupuk siap dipasarkan, menggunakan mesin pencacah rakitan sendiri.
“Untuk pemasaran, kita prioritaskan petani-petani di desa sekitar sini. Untuk kemasan kita siapkan ukuran 10 kg, harga jualnya Rp 20 ribu,” jelasnya.