Keuskupan Yerusalem mengutuk serangan tersebut dan mengatakan bahwa selain kerusakan pada unit gawat darurat, Laboratorium Genetika dua lantai juga dihancurkan. Keuskupan mengatakan bahwa ini adalah kelima kalinya rumah sakit tersebut diserang sejak Oktober 2023.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan apotek rumah sakit yang sekarang “tidak beroperasi” itu juga hancur dan terpaksa memindahkan 50 pasien ke rumah sakit lain, sementara 40 pasien kritis tidak dapat dipindahkan. Direktur Rumah Sakit Fadel Naim mengatakan anak yang meninggal selama evakuasi dikarenakan “kekurangan oksigen dan alami kedinginan yang parah.”
Ketika fasilitas kesehatan di Gaza mengalami tekanan karena kekurangan obat-obatan dan peralatan, WHO mengatakan bahwa dua misi ke Al-Ahli dan rumah sakit Indonesia telah ditolak oleh otoritas Israel.
Dalam sebuah posting di X, organisasi tersebut mengatakan rumah sakit di Gaza sangat membutuhkan, namun akses kemanusiaan yang menyusut menghalangi kemampuan WHO untuk memasok kembali dan mencegah pasien menerima perawatan yang menyelamatkan nyawa dengan aman.