Scroll untuk baca artikel
HeadlineMedan

Sang Penyair Era 90’an Romulus Z.I Siahaan Terpilih Menjadi Bishop GMMI Periode 2025-2030

180
×

Sang Penyair Era 90’an Romulus Z.I Siahaan Terpilih Menjadi Bishop GMMI Periode 2025-2030

Sebarkan artikel ini

MEDAN – LIPUTAN BERITA7 Penyair era tahun 90 an Romulus Z.I Siahaan terpilih menjadi Bishop Gereja Methodist Merdeka Indonesia (GMMI) masa bakti 2025–2030.

Keterpilihannya itu secara konstitusional melalui Konferensi Agung X periode 2025-2030 di GMMI Medan Timur, Jalan Perjuangan, Gang Gereja Nomor 8 Medan. Selasa, (6/5/25).

Example 300x600

Dalam konferensi yang dihadiri para pemimpin, pelayan jemaat, dan perwakilan wilayah dari seluruh Indonesia ini, telah terpilih jajaran pimpinan baru GMMI untuk masa bakti 2025-2030. Pdt. Romulus Siahaan, M.Th. terpilih sebagai Bishop GMMI, Pdt. Drs. Arjon Banjar Nahor sebagai Sekretaris Jenderal, dan Bendahara Pdt. Yohanes Simalango, S.Th.

Selain itu, konferensi menetapkan Bishop (Emeritus) Drs. Binsar Manurung, MA sebagai Ketua Dewan Kerohanian serta tiga tokoh gereja sebagai Penasihat GMMI, yaitu Bishop (Em.) Drs. Binsar Manurung, M.A., St. S. Tambunan, dan St. M. br Siregar.

“Konferensi Agung X ini menjadi momentum penting dalam memperkuat arah pelayanan dan pertumbuhan organisasi GMMI di Indonesia,” ujar Romulus Siahaan seusai konferensi. Para pimpinan terpilih diharapkan dapat membawa visi pembaruan, kesatuan, dan pengabdian dalam semangat kasih Kristiani.

Dilansir dari media Mimbar Umum.co.id Romulus Z.I. Siahaan, lahir di Medan 8 Agustus 1965 dikenal sebagai penyair Sumatra Utara. Pernah mengajar di SMA Swasta Mardi Lestari Medan dan dosen Sejarah Gereja di Sekolah Tinggi Teologia APOSTOLIK Balige.

Baca Juga :  Jadi Pabrik Ekstasi, Sebuah Rumah di Pedurungan Kota Semarang Digerebek Polisi

Sebelum menjadi pendeta pada 1998, Romulus totalitas hidupnya hanya menulis dan berkesenian. Tulisannya berupa puisi, cerita pendek, dan esei banyak dimuat di media cetak daerah dan nasional, antara lain Harian Mimbar Umum, Waspada, Analisa, Sinar Indonesia Baru, Merdeka, Medan Pos, Sumatra, serta Mingguan Simfoni dan Taruna Baru.

Ia pernah mengasuh rubrik sastra Majalah Menjemaat diterbitkan Komsos Keuskupan Agung Medan. Pada bulan Agustus 1994 di Taman Budaya Sumatra Utara (TBSU) bersama beberapa penyair Medan ikut membidani lahirnya Forum Keprihatinan Sastra (FKS) dan kemudian hari menjadi Forum Kreasi Sastra (FKS). Saban Minggu, esei-esai diskusi forum itu muncul di rubrik budaya Mimbar Umum semasa digawangi Zaldy Purba.

Buku kumpulan puisi tunggalnya, “Catatan Perjalanan Beberapa Waktu” diterbitkan Galeri Tong Sampah Medan 1996. Dan kumpulan puisi bersama, “BUMI” diterbitkan Studio Seni Indonesia Medan (1995), “Refleksi Setengah Abad Indonesia” diterbitkan Taman Budaya Surakarta (1995), “MUARA III” diterbitkan Panitia Dialog Utara (2001).

Pada 1994 mengikuti kegiatan baca Puisi Masuk Kampus di IKIP Medan, pada 1995 baca Puisi Bersama di Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Wali Songo Salatiga dan baca Puisi di arena Pesta Kemah Seniman Indonesia di Taman Budaya Surakarta. Pada 1996 baca puisi tunggal multimedia di Galeri Tong Sampah Medan, dilanjut berkolaborasi seni di l’Alliance Francaise de Medan.

Pada 2002 baca Puisi Bersama Penyair Medan dalam EKSTASE di TBSU. Selanjutnya pada 2006 Baca Puisi POETNIKA bersama 4 penyair Medan (Harta Pinem, Hasan Al Banna, Mukhlis Win Aryoga, dan Romulus Z.I. Siahaan) di TBSU serta tahun 2008 baca Puisi Bersama di Galeri Tondi Medan. (Red)

banner 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *