Menurutnya, keteladanan dan keadilan sangat penting dalam proses pendidikan. Kampus sebagai wadah masyarakat sipil untuk berdemokrasi harus mampu mengawal proses demokrasi yang lebih matang dan berkualitas. “Kematangan demokrasi ini menjadi penting agar kampus turut mewarnai pendidikan politik sehingga kualitas berdemokrasi akan terjamin,” pungkasnya.
Prof Arif mengatakan, butuh tujuh kali (Pemilihan Umum) Pemilu atau 10 tahun lagi agar Indonesia mencapai kematangan demokrasi. Hasil proyeksi ahli-ahli politik semakin relevan melihat fakta saat ini. “Mengawal kritisisme yang baik akan melahirkan pemimpin yang tidak sekedar legitimasi namun substansi untuk bekal kemajuan bangsa kedepan,” ujarnya.
Di lain sisi, lanjutnya, pemerintah harus mampu mendongkrak indeks inovasi global yang mencerminkan tingkat perekonomian dan kualitas industri dan sumberdaya manusia di Indonesia. Indeks ini memerlukan faktor pengungkit berupa sumber daya manusia dan hilirisasi inovasi.
“Terdapat korelasi antara indeks inovasi global dan pembagian proporsi anggaran riset oleh industri, sehingga mau tidak mau inovasi harus digenjot karena hasil uji korelasi menunjukan indeks ini berkorelasi positif dengan jumlah Gross Domestic Product (GDP) per tahun,” tutur dia. REDAKSI
Sumber : Info IPB University