Dalam rancangannya, pesawat N219 Amfibi merupakan pengembangan pesawat N219 versi basic dengan peningkatan performa. Maximum Take Off Weight (MTOW) dari yang sebelumnya 6.700 kilogram ditingkatkan menjadi 7.030, sementara payload dari sebelumnya 1.550 menjadi 1.900 kilogram.
Floater pada gambar model, yang juga menjadi ciri khas pesawat amfibi, dikembangkan PTDI bersama dengan AEROCET dan MOMENTUM, perusahaan pembuat Pesawat amfibi di Amerika. “Penambahan floater dengan berat 600 kilogram kemudian akan menyisakan kekuatan pesawat untuk mengangkut beban hingga 1.300 kilogram atau setara dengan beban 17 penumpang,” kata Adi.
Pesawat N219 Amfibi dirancang memiliki kecepatan maksimal 296 kilometer per jam pada ketinggian operasional 10 ribu kaki. Daya jelajah maksimum 231 kilometer. Pesawat mampu take off pada jarak 1.400 meter di badan air dan landing pada jarak 760 meter.
“Berdasarkan spesifikasi kemampuan tersebut, pesawat N219 amfibi sangat cocok melayani kebutuhan wilayah kepulauan yang sekadar membutuhkan water-based port, terutama untuk mendukung operasi militer di wilayah terpencil dan perbatasan,” kata Adi.
Dirancang untuk melayani mobilitas wilayah kepulauan, pengembangan pesawat N219 Amphibi merupakan bagian dari visi jangka panjang pemerintah Indonesia untuk memperkuat pertahanan dan ekonomi. “Dapat dimanfaatkan untuk berbagai sektor, seperti pariwisata, layanan perjalanan dinas pemerintahan, oil & gas company, layanan kesehatan masyarakat, SAR & penanggulangan bencana dan pengawasan wilayah maritim,” tutur Adi.