“Mari bersama kita terus mendorong narasi yang mendukung keterlibatan perempuan dalam kehidupan politik dan bersama berkomitmen untuk memastikan perempuan memiliki akses penuh terhadap informasi politik, dan mendukung langkah-langkah yang memungkinkan perempuan untuk berpartisipasi secara aktif dalam semua tingkatan politik, mulai dari pemilihan lokal hingga tingkat nasional. KOWANI, sebagai organisasi yang telah lama bergelut untuk memperjuangkan hak dan perlindungan perempuan, ketokohan dari para figur pejuang perempuan dan pimpinan organisasi yang menjadi anggota, tentu kita semua yakin KOWANI akan melahirkan banyak inisiatif untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa, khususnya perempuan dengan arif bijaksana,” ujar Menteri PPPA.
Namun, Menteri PPPA mengakui masih terjadi kesenjangan antara perempuan dan laki-laki di Indonesia. Hal ini bisa dilihat pada berbagai indeks dan data, seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG), dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) yang masih belum mencapai target yang diharapkan.
Selain itu, isu kekerasan terhadap perempuan dan anak masih merupakan salah satu isu terbesar di Indonesia. Berdasarkan Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2021 dan Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) 2021, angka prevalensi kekerasan terhadap perempuan dan anak masih tinggi, baik itu kekerasan secara fisik, psikis, seksual, dan bentuk kekerasan lainnya.