Scroll untuk baca artikel
bekasiHeadline

“Jangan Panggil Saya Pak…”

139
×

“Jangan Panggil Saya Pak…”

Sebarkan artikel ini

BEKASI – LIPUTAN BERITA7 “Jangan panggil saya Pak, panggil saya Abang saja.” Kalimat itu sering terlontar dari mulut Paulus Simalango, pria berdarah Batak kelahiran Helvetia, Medan, pada 26 Mei 1976. Meskipun telah malang melintang di berbagai bidang dan menjabat di banyak posisi penting, Paulus justru lebih senang dikenal dengan sebutan abang, bukan pak. Kamis, (17/7/2025).

“Kalau dipanggil Pak, kesannya tua dan kaku. Tapi kalau Abang, lebih muda, lebih akrab, lebih dekat,” ujarnya sambil tersenyum hangat saat ditemui dalam sebuah diskusi publik di Bekasi. Baginya, sapaan bukan hanya soal panggilan, tetapi cerminan dari nilai kedekatan, kesederhanaan, dan keterbukaan yang ia pegang teguh dalam berinteraksi.

Example 300x600

Profil Rendah Hati, Karier Tinggi

Pria dengan zodiak Gemini ini memang dikenal sebagai sosok yang humble, bersahaja, dan peduli terhadap lingkungan serta sesama. Ia memegang prinsip hidup yang tegas namun menyentuh: “Utamakan kepentingan orang banyak sebelum kepentingan pribadi.” Prinsip inilah yang menjadi nafas dari setiap langkah dan pengabdiannya, baik di ranah sosial, pendidikan, jurnalistik, maupun politik.

Karier Paulus Simalango dimulai dari dunia jurnalistik. Ia mengawali perjalanannya sebagai wartawan pada tahun 2010, hingga kemudian menjadi pemimpin redaksi dan pemilik Media Liputan Berita7. Kiprahnya di dunia media terus berlanjut dengan menjabat sebagai Wakil Sekretaris Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kabupaten Bekasi sejak 2021.

Tak hanya di dunia pers, Paulus juga aktif dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika. Ia dipercaya sebagai Ketua Lembaga Anti Narkotika Kabupaten Bekasi sejak 2021. Perannya tak sebatas simbolik, melainkan aktif memberikan edukasi, pendampingan, dan advokasi untuk para korban penyalahgunaan narkoba.

Baca Juga :  Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan Dilaporkan BKPK ke Ombudsman Terkait Pelanggaran ASN Meminta Sesuatu Berhubungan Jabatan

Aktivis, Politikus, dan Pendidik

Pada Pemilu 2024, Paulus terjun ke dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Kabupaten Bekasi melalui Partai Ummat, sekaligus menjabat sebagai Wakil Bendahara Partai Ummat Kabupaten Bekasi. Meski belum berhasil duduk di kursi parlemen, semangatnya tak surut.

Paulus juga memegang jabatan penting sebagai Sekretaris Umum Yayasan Yosafat Indonesia, yayasan yang menaungi Sekolah Tinggi Teologi Katharos Indonesia Bekasi, menegaskan dedikasinya di bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia Kristen.

Ia sangat konsen terhadap isu-isu strategis, seperti pendidikan, ketenagakerjaan, infrastruktur, kesehatan, dan bahaya narkotika. Hal ini tak lepas dari latar belakang pendidikannya sebagai Sarjana Hukum, yang ia selesaikan pada tahun 2020 di salah satu universitas di Lampung.

Kini, Paulus sedang bersiap mengikuti sumpah advokat setelah menyelesaikan Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) dan Ujian Profesi Advokat (UPA) yang diselenggarakan oleh PERADI pada 14 Desember 2024 di Universitas Tarumanegara Jakarta. Ia ingin memperluas kontribusinya dalam bidang advokasi dan penegakan hukum.

Mimpi 2029: Mewakili Rakyat di DPRD

Meskipun aktif di berbagai bidang, Paulus tetap menyimpan mimpi politik yang belum padam. Ia berharap pada Pemilu 2029 mendatang, dirinya dapat kembali maju sebagai calon anggota DPRD Kabupaten Bekasi dan menang, sehingga dapat secara langsung mewakili aspirasi dan kegelisahan warga Kabupaten Bekasi.

“Bukan soal jabatan atau gelar. Saya ingin hadir dan menjadi bagian dari solusi, bukan hanya penonton,” ujarnya penuh semangat.

Penutup

Dalam dunia yang penuh dengan formalitas dan jarak, Paulus Simalango menawarkan pendekatan yang berbeda: lebih personal, hangat, dan membumi. Maka jangan heran, jika suatu hari Anda bertemu dengannya, ia akan berkata dengan ringan, “Jangan panggil saya Pak… panggil saja Abang.”

(Red)

banner 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *