JAKARTA, LIPUTANBERITA7.COM. Program Pangan Dunia (WFP) melaporkan bahwa pada hari kejadian, konvoi bantuan mereka yang terdiri dari 25 kendaraan memasuki Gaza utara melalui pos perbatasan Zikim. Setibanya di Kota Gaza, staf WFP menyaksikan kerumunan besar warga kelaparan yang menunggu bantuan.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dituduh menembaki warga Palestina yang sedang mencari bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza pada Minggu (20/7/2025), yang menewaskan sedikitnya 93 orang dan melukai puluhan lainnya. Tuduhan ini disampaikan oleh badan pertahanan sipil yang dikelola Hamas.
Menurut laporan, 80 orang tewas di dekat konvoi bantuan di Gaza utara, 9 orang di dekat titik distribusi di Rafah, dan 4 orang lainnya di Khan Younis. Insiden ini disebut sebagai hari paling mematikan bagi para penerima bantuan sejak konflik pecah pada Oktober 2023.
Dalam pernyataannya, WFP menyebut insiden tersebut sebagai tragedi kemanusiaan yang tidak dapat diterima.
“Kami sangat prihatin dan sedih atas tragedi ini yang telah merenggut banyak nyawa. Orang-orang ini hanya ingin mendapatkan makanan untuk bertahan hidup,” ujar WFP.
Seorang warga Gaza, Qasem Abu Khater (36), mengatakan bahwa ia berada di lokasi kejadian saat ribuan warga berebut bantuan. “Tank-tank menembaki kami tanpa pandang bulu. Penembak jitu Israel menargetkan kami seolah berburu binatang. Puluhan orang tewas tepat di depan mata saya,” ujarnya.
Menanggapi tuduhan tersebut, militer Israel membantah dan menyebut jumlah korban tidak akurat. IDF mengeklaim hanya melepaskan tembakan peringatan untuk menghadapi ancaman langsung dari kerumunan besar di dekat Kota Gaza.