Kiat-kiat menjadi pribadi yang inovatif: harus menjadi pribadi yang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap kemajuan pelayanan, keinginan mencari hal-hal baru yang bermanfaat bagi pelayanan, berani mengambil risiko dari setiap keputusan yang diambilnya, suka berbagi ide dan pandangan yang cemerlang dan membuka diri seluas-luasnya terhadap pengetahuan dan perubahan. Hal yang sama telah dilakukan oleh Paulus di tengah penantian kematiannya, ia tetap berkarya demi kemajuan pelayanan dan demi menjaga iman jemaat, ia tidak dibatasi oleh jeruji besi penjara, oleh rantai yang mengikat tangan atau pun kakinya, tetapi dia menemukan cara melalui surat untuk mengirim pesan kepada Timotius demi kepentingan penjagaan dan pemeliharaan iman jemaat sebagai Tubuh Kristus.
Implikasi kemampuan diri dalam berinovasi adalah menekankan pada kepribadian pelayan Tuhan yang tetap bersemangat melakukan pelayanan secara aktif-kreatif. Piawai dalam berkomunikasi serta komunikatif, yaitu mudah memahami maksud dan tujuan serta bersahabat. Pelayanan Tuhan harus mampu menciptakan pembaharuan dan memiliki hati yang setia pada pelayanan, serta penuh belas kasihan pada orang-orang yang dilayaninya. Mampu mendorong dan memotivasi orang-rang percaya, rekan pelayanan dan senantiasa mempersiapkan dirinya dengan baik.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kapan pun, dalam kondisi apa pun dan di mana pun berada, seorang pelayan Tuhan dituntut tetap memiliki kriteria kesetiaan kepada Tuhan dan pekerjaan pelayanan hingga akhir hidupnya. Maka, pelayan Tuhan harus berpikir kritis dan inovatif dalam rangka mempertahankan iman sebagai bagian kesetiaan kepada Tuhan. Oleh karenanya penulis memberi rekomendasi Beberapa kriteria sikap pelayan Tuhan. Sebab, yang dibutuhkan dalam pelayanan adalah mereka yang mampu membawa perubahan. Dalam zaman yang sarat dengan tantangan ini, penulis mendorong pelayan Tuhan berani berinovasi dan mengembangkan pelayanan secara dinamis, bermakna dan bermutu. Memang potret pelayanan yang ideal sulit di dapat, namun tetap dapat menerka profilnya. Yang pasti, memasuki era transisi, pelayan Tuhan diperhadapkan pada segudang tantangan. Di era transisi membutuhkan pelayan-pelayan yang setia, pelayan Tuhan yang mampu berpikir kritis, kreatif dan inovatif.