Pelayan Tuhan yang berpikir kritis selalu berpikir tentang masa depan lebih dari masa lalu, Selalu menanyakan alasan terlebih dahulu, Melakukan sesuatu sesuai rencana, selalu memastikan sebab dan akibat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa konsep berpikir kritis akan mengantarkan seorang pelayan Tuhan untuk menuju kesuksesan: yaitu mencapai garis akhir (2 Tim. 4:7), sebab dengan adanya kemampuan tersebut ia dapat merespons fenomena yang terjadi di sekitar dengan cepat dan tepat melalui aturan, pola serta prinsip tertentu dalam benaknya. Pelayan Tuhan harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati sebagai berada di tengah-tengah serigala (Mat. 10:16). Upaya-upaya yang dapat ditempuh supaya dapat meningkatkan diri dalam hal berpikir kritis, yaitu: tidak boleh menelan informasi dengan mentah-mentah, selalu mengajukan pertanyaan yang sifatnya mendasar, suka membaca dan mencari informasi yang akurat dan berdiskusi dengan rekan pelayan Tuhan. Pelayan Tuhan harus mampu memilah sikap, pemikiran, pendapat yang tidak sesuai dengan iman Kristen universal. Memiliki pendirian yang teguh terhadap keyakinan yang dimilikinya.
Manfaat berpikir kritis adalah memungkinkan diri sang pelayan untuk mengevaluasi hingga ke dasar masalah, dan menghasilkan solusi kreatif yang relevan. Dengan demikian, bukan hanya menghasilkan ide, berpikir kritis juga memungkinkan untuk mengevaluasi ide baru yang didapat, menyeleksi, dan memodifikasinya jika dirasakan perlu.
Pelayan harus inovatif dalam rangka mempertahankan iman sebagai bagian kesetiaan kepada Tuhan