JAKARTA, LIPUTANBERITA7.COM, Pemerintah Pramcis menyiagakan 80.000 aparat, unit anti huru-hara, drone, dan kendaraan lapis baja. Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau menyebut langkah ini penting untuk mencegah sabotase serta bentrokan yang mungkin terjadi selama aksi berlangsung.
Prancis tengah bersiap menghadapi gelombang protes dan pemogokan massal pada Kamis (18/9/2025) terkait rencana pemerintah memangkas anggaran. Guru, masinis kereta, staf rumah sakit, hingga apoteker diperkirakan ikut ambil bagian dalam aksi tersebut.
Melansir Reuters, Serikat pekerja menolak rencana pemotongan belanja publik yang dinilai brutal dan tidak adil. Mereka menuntut peningkatan anggaran layanan publik, pajak lebih tinggi untuk orang kaya, serta pembatalan perubahan pada dana pensiun negara.
Aksi ini menjadi ujian besar bagi Presiden Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Sebastien Lecornu yang baru dilantik. Pemerintah berada di bawah tekanan untuk memperbaiki defisit anggaran, yang tahun lalu hampir dua kali lipat dari batas Uni Eropa sebesar 3%.
Kementerian Dalam Negeri Prancis memperkirakan hingga 800.000 orang akan turun ke jalan. Gangguan besar diperkirakan terjadi pada jaringan metro Paris, kereta regional, serta sebagian jalur TGV. Sementara itu, satu dari tiga guru sekolah dasar disebut ikut mogok.
Apoteker juga marah atas kebijakan baru yang memengaruhi usaha mereka. Survei serikat apoteker USPO menunjukkan 98% apotek berpotensi tutup hari ini.